Kulonnews.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono, mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda, Jan-Kees Goet, untuk membahas masa depan komoditas pertanian Indonesia di pasar Eropa. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas.
“Saya bersama Duta Besar RI untuk Belanda, Bapak Mayerfas, melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian Belanda untuk membahas masa depan komoditas pertanian kita di Eropa,” ujar Sudaryono, Minggu, 8 September 2024, dikutip dari Infopublik.id.
Sudaryono menekankan pentingnya sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa Indonesia kini semakin percaya diri di kancah internasional berkat perkembangan pesat sektor pertaniannya.
“Dalam pertemuan ini, kami fokus mencari peluang baru serta memperkuat kerjasama agar komoditas unggulan kita dapat berkembang dan memperoleh tempat yang lebih luas di pasar Eropa,” jelasnya.
Dorong Ekspor Komoditas Andalan
Sudaryono membawa misi untuk meningkatkan nilai ekspor komoditas pertanian Indonesia di Eropa. Ia menekankan bahwa sektor perkebunan, salah satu yang paling strategis, memiliki peran penting dalam meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia melalui ekspor.
Salah satu komoditas unggulan yang dibahas adalah kakao, yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak petani Indonesia sekaligus penyumbang devisa negara.
“Semoga misi ini membawa berkah dan manfaat besar bagi petani kita di tanah air, serta membuka jalan bagi peningkatan ekspor yang lebih signifikan,” tambah Sudaryono.
Sebagai catatan, sektor pertanian Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 1,84 persen pada 2021, dengan kontribusi sebesar 13,28 persen terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2022, sektor ini kembali tumbuh positif sebesar 1,37 persen, dengan kontribusi 12,98 persen terhadap PDB.
Sektor perkebunan, khususnya, menyumbang rata-rata 3,51 persen terhadap PDB Indonesia selama periode 2016-2021, sementara subsektor tanaman pangan menyumbang 3,03 persen, peternakan 1,61 persen, hortikultura 1,52 persen, dan jasa peternakan lainnya sebesar 0,19 persen.
Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat posisi komoditas pertanian Indonesia di Eropa, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui ekspor yang lebih kompetitif.