Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) mengumumkan inisiatif baru yang bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi global melalui dorongan sektor ekonomi kreatif.
Dalam rangka untuk mewujudkan visi ini, Ketua Umum GEKRAFS Kawendra Lukistian membentuk Komite Khusus Luar Negeri (Komsus LN) Gekrafs yang akan bertugas membentuk Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) di berbagai negara dan memaksimalkan berbagai peluang Kerjasama bagi para pelaku ekonomi kreatif yang berada ditanah air serta diberbagai negara dengan jaringan global.
Kawendra mengangkat Osco Olfriady Letunggamu sebagai Ketua Komite Khusus Luar Negeri bersama dengan Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Billy Mambrasar dan beberapa pelaku usaha Diaspora Lenywati, Jassisca Klory, Agus Abdul Wahid Dan Sudarmawan Samidi.
Komite ini juga akan diarahkan oleh Hj. Himmatul Aliyah, Temi Sumarlin dan Noval Abuzarr dalam merealisasikan program kerjanya. Ekonomi kreatif telah menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi global dengan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Di Indonesia sektor ini memiliki potensi besar, tidak hanya meningkatkan pendapatan nasional, tetapi juga untuk memperkuat identitas budaya dan daya saing internasional. Osco yang baru saja diamanahkan oleh Ketum GEKRAFS memimpin Komite Khusus Luar Negeri, yakin pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 8% pada pemerintahan Prabowo Gibran. Ini dapat tercapai melalui Inovasi dan Kolaborasi Global.
Inovasi sangatlah diperlukan dalam pengembangan dan penerapan dalam berbagai sektor seperti energi dan keuangan. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sampai 8%, Osco yakin dapat terealisasi melalui penurunan harga energi yang akan berdampak pada penurunan biaya produksi.
Tidak hanya biaya produksi yang akan berdampak, namun juga penurunan biaya transportasi pada distribusi barang dan bahan mentah sehingga meningkatkan efisiensi pada rantai pasokan (supply chain). Hal ini juga dapat mengurangi harga jual akhir produk kepada konsumen.
Ketika konsumen dan perusahaan memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan karena turunnya harga energi, maka biaya listrik, bahan bakar, dan transportasi pribadi menurun. Ini dapat mendorong konsumsi domestik dan permintaan agregat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Inovasi ini membutuhkan support finansial yang besar.