Pengamat Ekonomi Universitas Bina Nusantara, Doddy Ariefianto setuju dengan pernyataan World Bank atau Bank Dunia yang menyebut program makan bergizi gratis untuk anak sekolah yang dicanangkan presiden terpilih, Prabowo Subianto bisa berdampak positif, terutama bagi ekonomi rumah tangga rakyat Indonesia.
Ia mengatakan, program tersebut efektif dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya penerima manfaat di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
“Saya setuju, efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga. Karena pengeluaran rumah tangga berarti akan berkurang,” kata Doddy kepada wartawan, Kamis (27/6).
Adapun dalam laporan bertajuk Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024, Bank Dunia juga menyampaikan program makan di sekolah mempunyai beberapa tujuan peningkatan kesehatan dan gizi, peningkatan kehadiran dan pembelajaran, serta perlindungan sosial.
Doddy berharap program makan bergizi Prabowo-Gibran juga menjangkau target yang lebih jauh, yakni dengan menyertakan intervensi gizi untuk anak usia 0-3 tahun.
“Karena kebutuhan gizi critical itu di usia 0-3 tahun,” tuturnya.
Doddy menjelaskan, rentang waktu tersebut adalah masa emas anak yang perlu dioptimalkan pemenuhan gizinya. Ia menyebut bila nutrisi tidak terpenuhi, maka dampak yang terjadi tidak hanya pada fisik, tapi juga kemampuan berpikir.
“Kalau masa emas anak kekurangan gizi, akan jadi manusia undercapity di masa depan. Dan itu akan menjadi beban bagi negara,” jelas Doddy.
Kebijakan makan gratis di sekolah adalah program populer yang telah diterapkan di berbagai negara. Bank Dunia pada 2022 melaporkan, terdapat 418 juta anak di dunia yang mendapatkan manfaat dari program tersebut.