KOTA SERANG – Tiga bakal calon atau Balon Walikota Serang yang bakal berkontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kota Serang 2024 kompak tolak politik uang.
Seruan tolak politik uang dari 3 balon Walikota Serang itu terungkap dalam Gonjlengan Wacana #1 yang mengusung tema ‘Pilih Aku jadi Walikotamu’ Katakan Tidak pada Politik Uang di Pilkada Kota Serang.
Gonjlengan Wacana #1 yang dihadiri 3 balon Walikota Serang digelar Rumah Dunia, Lingkungan Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Sabtu 25 Mei 2024.
Tiga balon Walikota Serang itu yakni Budi Rustandi, Wahyu Nurjamil, dan Nuri Agis Aulia.
Gonjlengan Wacana #1 juga menghadirkan anggota Komisioner KPU Kota Serang Ade Jahran dan dipandu langsung oleh Founder Rumah Dunia Gol A Gong.
Wahyu Nurjamil mengatakan, aktivitas bagi-bagi uang saat Pilkada sangat merusak dan membodohi masyarakat, termasuk bisa mencederai demokrasi politik.
“Kami coba mendorong tim serta para relawan-relawan untuk tidak menggunakan politik uang, karena dampaknya sangat merusak sekali,” katanya.
“Dan itu sangat membodohi masyarakat, karena Rp 100 ribu atau Rp 50 ribu yang dibagikan kepada masyarakat itu akan berdampak selama 5 tahun. Kalau memang nanti menemukan pemimpin itu dari hasil proses seperti itu,” ujanya.
Nurjamil mengaku siap mengikuti aturan yang berlaku jika tim relawan maupun dari calon lain kedapatan melakukan politik uang.
“Ya itu kan ada mekanismenya, ada Bawaslu. Nanti kan diproses di Gakumdu, artinya ada pihak-pihak yang berwenang untuk mengawasi dan menindak hal-hal seperti itu,” tutur dia.
Nur Agis Aulia pun mengatakan serupa menolak politik uang pada Pilkada Kota Serang 2024.
Agis, lebih sepakat adu gagasan ketimbang harus adu uang, sehingga baliho maupun spanduk dirinya selalu tercantum tentang program kerja.
“Jadi saya ingin mengajak adu gagasan bukan adu uang supaya masyarakat mulai terbuka, ternyata kalau ingin Kota Serang lebih maju lagi, bisa meminimalisir politik uang itu,” katanya.
Agis menjelaskan, gagasan yang ditawarkan untuk masyarakat Kota Serang antara lain terkait penanganan sampah, angka pengangguran, serta penguatan prestasi anak muda.
Ia meyakini tawaran program-program tersebut mampu meminimalisir praktek-praktek money politic di kalangan masyarakat.
Meski hal itu juga akan menjadi tantangan yang sangat berat bagi tim serta jajaran relawan Agis di tingkat bawah.
“Media juga harus bantu memunculkan gagasan-gagasan itu dan yang paling penting adalah semua wartawan,” tuturnya.
“Media harus berkolaborasi untuk meminimalisir politik uang dengan adu gagasan. Makanya yang ditonjolkan harus adu gagasan,” katanya.
Pernyataan tolak politik pun dengan lantang ditegaskan oleh Budi Rustandi. Kata dia, politik uang dalam Pilkada Kota Serang tidak hanya merusak demokrasi politik, tapi tidak mendidik masyarakat pemilih.
“Justru itu tidak mendidik masyarakat. Tugas partai politik atau politikus adalah mengedukasi menciptakan pemilih yang cerdas,” ungkapnya.
“Bagaimana ya itu tadi dengan menawarkan program-program konkrit kepada masyarakat,” katanya.
“Contoh program saya membuka investasi untuk menekan angka pengangguran, modal usaha buat UMKM, seragam gratis,” katanya.
Ade Jahran mengatakan, tindakan politik uang adalah dilarang dan bisa dijerat sesuai aturan yang berlaku.
“Pada prinsipnya sesuai aturan kita tentang politik uang itu dilarang, pidana juga,” kata Ade Jahran.
Ade berharap diskusi tersebut bisa mencerdaskan masyarakat Kota Serang terkait pendidikan politik agar lebih dewasa, terutama menyikapi terkait politik uang.
“Mudah-mudahan masyarakat kita lebih dewasa lagi bahwa memang untuk pilkada kedepan ini berjalan dengan baik,” tuturnya.
“Masyarakat juga datang dengan suka rela dan memilih pemimpinnya dengan ikhlas, tidak ada paksaan, sehingga demokrasi kita lebih bagus,” pungkasnya.