SERANG – Gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah usai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelenggarakan proses pencoblosan pada 14 Februari 2024, yang disusul pengumuman resmi pemenang pada 20 Maret 2024. Hasil putusan MK terkait gugatan Pemilihan Presiden (Pilpres) juga telah diumumkan pada 22 April 2024 lalu.
Meski semua rangkaian Pemilu 2024 telah dilalui, masih ada klaim-klaim terkait isu ini yang beredar di media sosial. Sejumlah orang mempermasalahkan kredibilitas proses Pemilu 2024.
Sebuah unggahan di X, misalnya, menyoroti proses Pilpres 2024 yang dianggap diwarnai kecurangan. Pengunggah juga memperkirakan praktik yang sama akan terjadi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Sepertinya Betul? di Indonesia hanya Pura pura Pemilu. Pilkada,Pilbup,Pilgub dan Pilpres. Pemenang pemilu sdh di pesan oligarki kapitalis rakus lewat oknum aparat hianat, lembaga survei,quick count tayang di TV,lanjut di MK sidang gugatan pura pura juga?!” bunyi cuitan akun @ForRezim pada 16 Mei 2024.
Bersamaan dengan takarir tersebut, akun ini juga menyertakan sebuah foto dan video berdurasi 1,5 menit pada unggahan tersebut. Video singkat itu menunjukkan pembacaan hasil perhitungan suara pada 5 Januari 2024, sekitar satu bulan sebelum proses pencoblosan resmi.
Unggahan tersebut menyoroti pesan yang disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, dalam video. Narasi unggahan menyebut Qodari membacakan hasil survei yang sama dengan hasil Pilpres 2024.
Sementara keterangan dalam video menyebut kalau ini adalah rapat internal yang bocor. Disebutkan juga kalau informasi dalam rapat tersebut menjabarkan hasil pemilu yang sudah diketahui sejak 5 Januari 2024.
Tirto menemukan unggahan serupa yang tersebar di media sosial lain seperti “egathea8294” di Instagram, “antoniwijaya1052” di TikTok, dan “Maharani Selvi” di Facebook. Unggahan-unggahan tersebut telah tersebar sejak Februari 2024 lalu.
Lalu, benarkah ada kecurangan pada Pemilu 2024, dengan hasil pemilu yang sudah diketahui sejak 5 Januari 2024?
Pemeriksaan Fakta
Tim Riset Tirto menyaksikan keseluruhan video yang tersebar di media sosial tersebut. Kami kemudian melakukan penelusuran dengan metode reverse image search, namun hasil yang didapat mengarah ke unggahan lain yang serupa.
Melalui tulisan di latar video, kami mendapatkan petunjuk bahwa acara dalam video bertajuk “Rapat Kolaborasi Komunitas Relawan Prabowo Provinsi DKI Jakarta”, yang dilangsungkan pada 5 Januari 2024.
Tirto kemudian melakukan pencarian dengan petunjuk tersebut. Penelusuran ini mengantarkan kami ke sebuah artikel foto di detik.com. Dalam artikel foto tersebut, terlihat Qodari berada di jajaran depan sebagai salah satu narasumber dalam rapat. Kegiatan tersebut adalah rapat kolaborasi daerah (Rakorda) provinsi DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Tim Golf TKN Zona 1 DKI Jakarta.
Kami juga menelusuri informasi ini di YouTube dan menemukan video berikut dari kanal “SUARA MASYARAKAT Maju Bersama”, bertanggal 6 Januari 2024. Video ini tampak seperti video amatir dari salah seorang peserta rapat itu, yang menunjukkan sebagian besar kegiatan dan penyampaian paparan dari beberapa orang di meja depan.
Selain Qodari, pada acara tersebut hadir Sekjen TKN Prabowo – Gibran, Nusron Wahid, Ketua Pelaksana acara Ahmad Gozali Harahap, dan Anggota TKN Golf, Poltak Agustinus Sinaga. Sayangnya, bagian penyampain oleh Qodari tidak terekam dalam video tersebut.
Tirto mencari soal keterangan Qodari dalam rapat tersebut. Hasilnya, kami menemukan artikel dari Jawapos berikut, berisi klarifikasi Qodari soal hasil pemilu yang dikatakan bocor ke publik pada 5 Januari 2024. Artikel tersebut diunggah pada 24 Februari 2024.
Qodari menjelaskan, bahwa ia hanya menyampaikan hasil survei dari salah satu lembaga riset yang kebetulan angkanya serupa dengan perolehan akhir paslon capres-cawapres nomor urut 03, yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
”Pada 5 Januari 2024, saya diundang TKD Prabowo Gibran Jakarta. Saya membuka diskusi dengan membacakan hasil-hasil survei pilpres di wilayah DKI Jakarta dari Polling Institute hasil temuan survei 15-19 Desember 2023,” ujar Qodari.
Tirto mencari dokumen hasil survei Polling Institute yang dimaksud dan mendapatkan file berikut. Berdasar hasil survei antara 15-19 Desember 2023, tersebut di wilayah DKI Jakarta, Prabowo-Gibran mendapat perolehan suara 48,1 persen. Diikuti pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 27,2 persen dan Ganjar-Mahfud 16,9 persen. Terdapat juga 7,8 persen responden yang memilih tidak tahu/tidak menjawab.
Sementara hasil survei nasional dengan 1.230 responden tersebut menunjukkan Prabowo-Gibran teratas dengan 46,1 persen suara, diikuti Anies-Muhaimin 22,6 persen dan Ganjar-Mahfud 20,5 persen.
Hasil ini berbeda dengan hasil perhitungan resmi Pilpres 2024 dari KPU. Hasil perhitungan KPU menunjukkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 40.971.906 suara (24,95 persen), kemudian pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Rakadengan 96.214.691 suara (58,58 persen), dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 27.040.878 suara (16,47 persen).
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim adanya kecurangan Pemilu 2024 dengan narasi hasil pemilu sudah diketahui sejak 5 Januari bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video yang tersebar di media sosial berasal dari Rakorda Provinsi DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Tim Golf TKN Zona 1 DKI Jakarta. Angka perhitungan suara Pilpres yang disampaikan Qodari dalam video adalah hasil survei dari lembaga Polling Institute pada bulan Desember 2023.
Polling Institute melakukan survei antara 15-19 Desember 2023 dan mengelompokan hasilnya per daerah. Qodari membacakan hasil survei khusus untuk wilayah DKI Jakarta. Angkanya berbeda dengan hasil akhir Pemilu dari KPU.