Ganjar: Petani Milenial Berkembang Jika Difasilitasi Pemerintah

SERANG – Calon Presiden Ganjar Pranowo mengunjungi Area Pertanian Terintegrasi (Artansi) Kahuripan di Desa Karangpucung, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng), Senin (30/10/2023). Dalam kunjungan itu, Ganjar mengulik mengenai pengembangan petani milenial. Ganjar mengajak petani milenial untuk terus menggenjot produktivitas bagi Indonesia. Menurut politikus Partai PDIP itu, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan pendampingan. Hal itu diutarakannya usai berbincang dengan Wakil Ketua Artansi, Tri Bowo Pangestika, yang mampu memanfaatkan sebuah lahan menjadi area pertanian terintegrasi hingga memberikan dampak positif bagi warga setempat.

“Dia punya imajinasi untuk memanfaatkan segala sesuatunya. Dia mencoba untuk memanfaatkan lahan kas Desa sebesar enam hektare, dan baru digunakan dua hektare,” ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Selasa (31/10/2023). Artansi Chandra Kahuripan dikenal dengan hasil buah melonnya. Mereka membudidayakan melon secara hidroponik dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT), sehingga mampu menghasilkan varietas melon yang kini banyak diminati.

“Dia sudah mengajak anak-anak muda untuk mencoba, sudah menggunakan teknologi meskipun sederhana tapi hampir semuanya bisa dikontrol secara digital, keren,” tutur Ganjar.

Ditambahkan Ganjar, dengan kondisi geografis yang notabene bukan dataran tinggi, Artansi mampu menghasilkan produk unggulan pertanian yang sudah didistribusi hingga luar Jawa. Oleh karenanya, mantan Gubernur Jawa Tengah itu meyakini bahwa hal seperti ini patut untuk didukung pemerintahannya nanti jika terpilih dalam Pemilu 2024.

“Model yang bisa dikembangkan dari inovator di tingkat desa ya, dengan teknologi yang dia temukan sendiri dan bisa menghasilkan nilai ekonomi pertanian yang bagus,” ucap Ganjar. Ganjar menilai bilamana petani milenial diberikan sebuah fasilitas untuk mengembangkan sektor pertanian, maka akan timbul sebuah hal baru seperti yang dilakukan oleh Bowo. Ia pun memandang banyak milenial-milenial lain di luar sana yang membutuhkan fasilitas untuk mengembangkan diri seperti ini. Sementara itu, Bowo menyatakan bahwa Artansi yang dibuatnya memang mengusung konsep pertanian terintegrasi untuk pemberdayaan masyarakat di desanya.

Menurut Bowo, Artansi Chandra Kahuripan terdiri dari 10 kelompok dengan jumlah anggotanya lebih dari 150 orang. Kebanyak mereka yang aktif merupakan anak-anak muda di desa tersebut. “Semakin berkembang sampai angka pasti terus bertambah dan anak-anak muda semakin kesini semakin banyak,” kata Bowo.

 

Read Previous

Cerita di Balik Dukungan Yenny Wahid untuk Ganjar-Mahfud

Read Next

Semarak Sumpah Pemuda, BMI Banten adakan Festival Layang-Layang 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular