JAKARTA – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siroj mendoakan Ganjar Pranowo menjadi Presiden RI.
Kiai Said menyampaikan doanya tersebut di kediamannya yang berada di kompleks Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ketika menerima kunjungan Ganjar pada Kamis (5/10) malam.
Ganjar bersama istrinya, Siti Atikoh, tiba di kediaman anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu pukul 19.40.
Ratusan santri Pesantren Luhur Al-Tsaqafah berdiri berjajar menyambut Ganjar yang dalam kesempatan itu mengenakan batik berlengan panjang dan kopiah hitam.
Selanjutnya, Kiai Said mengajak Ganjar dan Mbak Atik -panggilan akrab Siti Atikoh- masuk ke dalam rumahnya.
Peraih gelar doktor bidang akidah dan filsafat Islam dari Universitas Umm Al-Qura, Makkah, itu lantas mengajak Ganjar melaksanakan salat Isya berjemaah.
Selepas melaksanakan salat Isya, Kiai Said dan Ganjar melakukan pertemuan tertutup selama satu jam.
Kepada wartawan, Kiai Said mengaku bersyukur atas kedatangan Ganjar.
“Alhamdulillah malam hari ini Pesantren Al-Tsaqafah kedatangan tokoh nasional yang insyaallah, Tuhan memberikan jalan kemudahan beliau akan terpilih menjadi presiden yang akan datang, yaitu Pak Ganjar Pranowo,” ujar Kiai Said.
Ketua umum ke-10 PBNU itu juga mengaku memiliki kedekatan K.H. Hisyam Abdul Karim yang juga kakek Siti Atikoh.
Kiai Said menyebut Kiai Hisyam merupakan pejuang NU asal Purbalingga.
“Saya kenal dekat kakek istri beliau, yaitu K.H. Hisyam, Rais Syuriah NU dua periode, tahun 1973 sampai 1983,” tutur Kiai Said.
Selain itu, Kiai Said secara personal juga bersahabat dengan Ganjar. Menurut Kiai Said, persahabatannya dengan Ganjar sudah terjalin lama.
“Yang jelas dengan saya dekat sekali, sejak (Ganjar) masih di DPR dan gubernur,” kata Kiai Said.
Pada pertemuan itu, Kiai Said juga berpesan kepada Ganjar jika kelak menjadi Presiden RI untuk bisa mempertahankan konsep Islam Nusantara.
“Jadi, ide saya tentang Islam Nusantara, nanti kalau Mas Ganjar jadi presiden itu diteruskan, kalau perlu diekspor ke luar negeri, ucap Kiai Said.
Tokoh kelahiran Cirebon pada 3 Juli 1953 itu menjelaskan Islam menyatu dengan budaya.
“Budaya dijadikan fondasi Islam itu adalah Islam yang ramah,” tuturnya.
Kiai Said juga memberikan buku karyanya yang berjudul ‘Allah dan Alam Semesta’ serta logo NU berukirkan emas kepada Ganjar.
Bakal capres dari koalisi PDIP, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo itu juga diminta memberikan motivasi kepada para santri di auditorium Pesantren Al-Tsaqafah.
Ganjar mengatakan Kiai Said memberinya banyak wejangan, terutama soal sejarah Islam di Indonesia beserta tokoh-tokohnya.
“Kita mesti kukuh mempertahankannya. Istilah lainnya kita punya kepribadian dalam kebudayaan,” ujar Ganjar.
Mantan gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu menjelaskan kunjungannya ke Pesantren Al-Tsaqafah juga untuk membicarakan berbagai hal untuk Indonesia ke depan.
Namun, Ganjar menjawab dengan canda saat ditanya apakah kunjungannya itu untuk meminta Kiai Said menjadi calon pendampingnya alias cawapres di Pilpres 2024.
“Tidak hanya minta soal cawapres, tetapi juga soal bernegara, berbangsa, cerita soal Islam Nusantara tadi karena itu sangat ideologis dan jauh sangat penting dari yang sifatnya pragmatis,” katanya.