Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengapresiasi KTT G20 Bali yang tetap menghasilkan kesepakatan di tengah situasi ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 hingga perang di Ukraina. Macron menyebutkan Presidensi G20 Indonesia penuh dengan pesan solidaritas, terutama terhadap negara-negara berkembang.
“G20 kali ini tetap mampu menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat dan dapat membantu negara berkembang dan miskin,” kata Macron seperti dalam keterangan tertulis dari Tim Komunikasi dan Media KTT G20, Kamis (17/11/22).
“Ini adalah KTT G20 solidaritas,” sambung Macron.
Macron menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kepemimpinan G20. Macron mengatakan Presidensi G20 Indonesia telah berupaya menghasilkan langkah konkret.
“Terima kasih Presiden Jokowi atas seluruh kerja kerasnya. Tak hanya pesan kesatuan, tapi juga ada yang harus kita capai sehingga (semuanya) menjadi lebih efisien,” imbuhnya.
Salah satu kesepakatan yang dicapai pada KTT G20 adalah alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur lewat Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) sebesar US$600 miliar. Dana hibah dan pinjaman tersebut dapat digunakan negara berkembang dan negara miskin hingga lima tahun ke depan.
PGII adalah upaya kolaboratif negara G7 yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis. Itu dibentuk pada Juni 2021 saat KTT G7 ke-47 di Inggris.
Sejauh ini, alokasi dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pembiayaan proyek baru PGII. Program itu di antaranya Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$20 miliar bagi Indonesia dan Indonesia Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact sebesar US$698 juta.
“Indonesia selalu berupaya agar negara berkembang tidak terkena dampak negatif perang yang mereka tidak ikut serta di dalamnya,” kata Macron.
Prancis, kata Macron, tetap berkomitmen mengintensifkan kebijakan yang bisa memberi manfaat bagi negara berkembang bahkan setelah KTT G20 berakhir. Pada Juni tahun depan, Prancis akan menggelar konferensi di Paris untuk membahas pakta keuangan dengan negara-negara berkembang. Agendanya adalah membahas 30 hak penarikan khusus aset cadangan devisa tambahan yang dikelola IMF.
“Tujuannya adalah meningkatkan solidaritas dengan negara berkembang. Kami juga akan bekerja sama dengan institusi keuangan dunia lainnya (terkait hal tersebut),” ucap Macron.